BANDAR LAMPUNG

Limbah B3 di Campang Raya menjadi Sorotan Masyarakat

×

Limbah B3 di Campang Raya menjadi Sorotan Masyarakat

Sebarkan artikel ini

Bandar Lampung, BP – Gepak Lampung Soroti Kasus pembuangan atau (Dumpling) limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) oleh kendaraan jasa pengangkut limbah salah satu Perusahaan vendor PT Nikosa di wilayah Panitrik , lingkungan II ,Rt 01 Rw 02 Kelurahan Campang Raya , Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung, kian memprihatinkan.

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gepak Lampung, Wahyudi menjelaskan temuan di lapangan yang diterima Gepak Lampung, bahwa terdapat limbah B3 zat padat dihasilkan dari kegiatan industri PT Daya Radar Utama (Noatu) yang diangkut melalui jasa pihak ketiga (vendor) pengangkutan Limbah PT.Nikosa bernama Yadi, dengan sengaja dibuang di lahan tidak miliki ijin disekitar Kelurahan Campang Raya , Kecamatan Sukabumi dengan dalih atas permintaan warga sekitar dan ijin dari RT dan Kepala Lingkungan setempat.

”Jika oknum pengusaha bernama Yadi dan Yanto dengan sengaja membuang hasil limbah B3 yang berpotensi mencemari lingkungan, mereka akan terjerat sanksi berat sesuai UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”, tegas wahyudi.

“Jadi, jika memang limbah yang dibuang di lokasi lahan tersebut atas permintaan warga sekitar, lalu atas persetujuan warga, RT dan Kepala Lingkungan setempat itu tidak memiliki ijin resmi dari dinas terkait sesuai peraturan yang ditetapkan pemerintah tentang pengolahan hasil limbah, jelas sanksi pidana menanti mereka,” ujar Wahyudi.

“Dalam undang-undang tersebut diatur bahwa setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara, baku mutu air, dan baku mutu air laut atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat tiga tahun dan paling lama 10 tahun. Denda sedikitnya Rp 3 miliar, paling banyak Rp 10 miliar,” ujar Wahyudi lagi.

” Saya harap Polda Lampung beserta Dinas terkait untuk segera menindak tegas pelaku dan pemilik lahan beserta warga yang terlibat memberikan ijin pembuangan limbah B3 tersebut, sehingga ada efek jera dan tidak akan mengulanginya lagi,” tegas Wahyudi kepada media (26/11/2024).

Sementara salah satu rekan kerja yang mengaku dirinya bukan bernama Yadi mengungkapkan bahwa dirinya mengetahui jika pemain bisnis limbah tersebut memang bernama Yadi dengan menggunakan PT Nikosa untuk menjalani bisnis limbah ilegal tersebut dan PT Nikosa milik Oknum Anggota berinisial SH. Iapun menyebut oknum Anggota tersebut cukup besar kedudukannya, bebernya kepada wartawan.

Ditempat terpisah, saat dikonfirmasi media salah satu nomor WhatsApp Yadi, terkait pembuangan limbah tersebut, Yadi enggan menjawab hanya memberikan nomor WhatsApp Yanto kepada wartawan, lalu memblokir WhatsApp Jurnalis.

Ironisnya, saat wartawan menghubungi nomor WhatsApp milik Yanto, ia menjelaskan bahwa dirinya hanya sebagai pengemudi kendaraan pengangkutan saja dan dirinya nerdalih tidak mengetahui barang yang dimuat tersebut adalah limbah B3.

Ia menerangkan bahwa dirinya membongkar muatan yang diduga limbah B3 di lokasi tersebut atas perintah bos pemilik usaha, namun dirinya sampaikan bahwa Limbah yang dibuang di lokasi Campang Raya tersebut atas permintaan warga sekitar, sudah mendapat persetujuan atau surat ijin dari Kepala Lingkungan, RT serta warga sekitar, ucap Yanto Kepada Wartawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page