Sumatera Selatan

Ketua DPD KNPI SUMSEL Ajak Calon Mahasiswa untuk Bergabung di PTKIN

×

Ketua DPD KNPI SUMSEL Ajak Calon Mahasiswa untuk Bergabung di PTKIN

Sebarkan artikel ini

Palembang, BP – Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se Indonesia dibawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia menjadi salah satu tujuan yang diminati oleh calon mahasiswa yang berasal dari Madrasah Aliyah, Pesantren dan sekolah umum lainnya. Sebab PTKIN juga sudah mampu bersaing dengan Perguruan Tinggi Umum lain, bahkan menjadi tujuan yang diminati Mahasiswa Luar Negeri yang ingin kuliah di PTKIN.

Menurut Sekretaris Jendral Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M. A, PTKIN adalah instrumen Negara untuk mempromosikan nilai-nilai keagamaan Islam yang moderat yang berperan merawat keragaman Indonesia. Pendidikan Tinggi tidak hanya mencetak individu berilmu, tetapi juga harus mampu membangun moral dan etika yang baik.

“Pendidikan adalah fondasi bagi karakter bangsa. Melalui pendidikan, kita membangun individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral.”

Hal tersebut ditanggapi positif oleh Ketua DPD KNPI Sumatera Selatan, Rudianto Widodo, S. Pd, M. Ag. Yang juga merupakan Alumni Strata 1 (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Fatah Palembang dan Strata 2 (S2) di Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang. Beliau menyampaikan bahwa, Kampus itu ibaratkan Laboratorium Pemimpin Di Masa Depan yang tentu melalui proses penggodokan skill dan karakteristik kaum Intelektual di Indonesia. Berkaitan dengan proses kematangan Mahasiswa yang pada umumnya menimba ilmu serta melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi, maka Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) memiliki keistimewaan yaitu berbasis Islami yang membentuk penguatan insan Berkarakter Islami.

Ada 58 PTKIN yang terdiri dari Universitas Islam Negeri (UIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), dan 1 PTN (Perguruan Tinggi Negeri) yang bisa dipilih.

• UIN Sumatera Utara Medan
• UIN Sultan Syarif Kasim Riau
• UIN Ar-Raniry Banda Aceh
• UIN Imam Bonjol Padang
• IAIN Malikussaleh Lhokseumawe
• IAIN Langsa
• IAIN Padangsidimpuan
• IAIN Batusangkar
• IAIN Bukittinggi
• IAIN Takengon
• STAIN Bengkalis
• STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh
• STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau
• STAIN Mandailing Natal
• UIN Raden Fatah Palembang
• UIN Raden Intan Lampung
• UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
• IAIN Kerinci
• IAIN Curup
• UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu
• IAIN Metro
• IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung
• UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
• UIN Sunan Gunung Djati Bandung
• UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
• IAIN Syekh Nurjati Cirebon
• IAIN Pontianak
• UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
• UIN Walisongo Semarang
• IAIN Pekalongan
• UIN Raden Mas Said Surakarta
• UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto
• IAIN Salatiga
• IAIN Kudus
• UIN Sunan Ampel Surabaya
• UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
• UIN Antasari Banjarmasin
• UIN Mataram
• UIN KHAS Jember
• IAIN Madura
• IAIN Kediri
• UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
• IAIN Ponorogo
• UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda
• IAIN Palangkaraya
• UIN Makassar
• IAIN Sultan Amai Gorontalo
• IAIN Ambon
• IAIN Manado
• UIN Datokarama Palu
• IAIN Parepare
• IAIN Bone
• IAIN Palopo
• IAIN Kendari
• IAIN Ternate
• IAIN Fattahul Muluk Papua
• IAIN Sorong
• STAIN Majene
• Universitas Singaperbangsa Karawang

Keistimewaan Literasi Ajaran Islam mengukur kemampuan memahami, menerapkan dan menganalisis materi ajaran Islam meliputi Al-Quran, Hadis, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam dalam konteks personal, masyarakat, global dan moderasi untuk mewujudkan masyarakat madani. Penguasaan literasi ajaran Islam ini sangat penting untuk menanamkan kepribadian yang baik dan memperkuat iman serta mengaplikasikan ajaran Islam dalam kehidupan individu sehari-hari maupun dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa sebagai langkah untuk Generasi Muda memenangkan Bonus Demografi 2030 dan mendorong Indonesia Emas 2045.

Sebagaimana mahfuzot yang mengatakan, _Syubbanul Yaum Rijalul Ghad_ bahwasanya Pemuda Hari ini adalah Pemimpin Masa Depan. Lantas sebagai Generasi Muda, secara Prioritas memang seyogyanya memikirkan kepastian keberlangsungan hidup beragama, berbangsa dan bernegara di Indonesia kita tercinta ini, namun secara Global kita harus memiliki cita-cita untuk merealisasikan Narasi _Change The World_ yang berarti mengubah dunia ke arah yang lebih baik.

“Dengan begitu cita-cita konsep civil society tentang tujuan menciptakan masyarakat yang berperadaban. PTKIN menjadi jawaban atas cita-cita Bangsa karena mengajarkan Moderasi Beragama, mengedepankan Nilai-Nilai Agama dan Nilai Sosial, Menjunjung tinggi HAM (Hak Asasi Manusia), Menjunjung tinggi etika dan norma, Menjunjung supremasi hukum, Menekankan keadilan sosial, Memprioritaskan kesederajatan dan transparansi, Memiliki partisipasi publik yang tinggi, Memiliki kesadaran hukum yang tinggi, Memiliki toleransi yang tinggi, Memiliki komitmen tinggi bagi tegaknya hukum, dan Menjadi Insan yang memiliki sikap peduli dan gotong royong dalam menangani masalah sosial.” Ucap Widodo.

“Maka dari itu, saya mengajak seluruh Calon Mahasiswa Se Nusantara untuk bergabung di Kampus PTKIN Indonesia agar kemudian bersama mampu menuju kesuksesan dengan konsep Bekerja dengan tenaga yakni kerja keras, bekerja dengan otak yakni kerja cerdas dan bekerja dengan hati yakni kerja ikhlas serta memiliki visi yang jelas, dan semangat untuk terus belajar agar menciptakan Pemimpin yang Berwawasan Kebangsaan dan Berkarakter Islami. Karena kesuksesan tidak dapat hanya diukur dari pencapaian akademik saja, tetapi dari kemampuan untuk beradaptasi, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat dalam kehidupan sosial,” Tutup Widodo yang juga Dosen UIN Raden Fatah tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *