DAERAHLAMPUNG

Demo Harga Singkong di Lampung Berujung Ricuh, Massa Lempari Aparat dengan Batu

×

Demo Harga Singkong di Lampung Berujung Ricuh, Massa Lempari Aparat dengan Batu

Sebarkan artikel ini

Bandar Lampung, berita-public.com– Aksi unjuk rasa terkait protes harga singkong yang digelar ratusan massa di depan Kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, berujung bentrok dan kericuhan. Massa yang terprovokasi melempari aparat dengan batu, menyebabkan beberapa anggota kepolisian mengalami luka-luka.

Kericuhan terjadi usai sejumlah perwakilan demonstran diajak berdialog oleh Gubernur Lampung bersama anggota Panitia Khusus (Pansus) DPRD Lampung di Balai Keratun. Namun tak berselang lama, suasana memanas. Massa mulai bertindak anarkis dan melempari aparat dengan batu, hingga akhirnya polisi terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Petugas juga memblokade pintu gerbang kantor Pemprov dan mengamankan sejumlah demonstran yang dianggap provokatif.

Aksi ini merupakan kelanjutan dari unjuk rasa sebelumnya yang dilakukan oleh aliansi mahasiswa, organisasi kepemudaan, masyarakat, serta petani singkong. Mereka memprotes kebijakan harga singkong yang dianggap tidak berpihak kepada petani dan merugikan mereka secara ekonomi.

Tanda-tanda ketegangan sudah terlihat sejak pukul 12.00 WIB, ketika para pengunjuk rasa tiba di gerbang kantor Pemprov. Massa tidak menerima pemasangan kawat berduri yang dilakukan aparat keamanan, karena merasa seolah-olah dituduh akan berbuat anarkis. Mereka pun memaksa masuk dengan membongkar kawat berduri untuk menyampaikan aspirasi mereka.

Aksi dorong-mendorong sempat terjadi antara massa dan aparat, bahkan sempat disemprot menggunakan water cannon. Meski sempat memanas, situasi berhasil diredam, dan beberapa perwakilan massa akhirnya diterima Gubernur Lampung untuk melakukan mediasi di ruang Pusiban, Komplek Kantor Gubernur.

Namun saat proses mediasi berlangsung, sebagian pengunjuk rasa di luar gedung tiba-tiba melempari aparat dengan batu. Belum diketahui pasti pemicu aksi kekerasan tersebut. Serangan dari massa lainnya pun menyusul, hingga terjadi hujan batu. Aparat yang menjadi sasaran hanya bisa berlindung di balik perisai anti huru-hara.

Melihat situasi yang semakin tak terkendali, petugas terpaksa menembakkan gas air mata ke arah massa untuk membubarkan kerumunan. Ratusan personel kepolisian dikerahkan untuk mengendalikan situasi dan mengamankan sejumlah demonstran yang dianggap memicu kerusuhan. Beberapa aparat yang terluka langsung dilarikan ke rumah sakit.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi terkait jumlah korban luka maupun kerusakan fasilitas akibat kerusuhan tersebut. Termasuk pemicu kerusuhan tersebut.

Sementara itu, proses mediasi antara perwakilan massa dan Gubernur Lampung serta perwakilan Pansus DPRD masih berlangsung. Hingga pukul 15.00 WIB, situasi di lokasi berangsur kondusif, dan para demonstran masih menunggu hasil dari pertemuan tersebut. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini