LAMPUNG

Hendri Stiadi Dorong Sekolah se-Bandar Lampung Aktifkan Literasi Digital: Jangan Kalah Dengan Kabupaten

×

Hendri Stiadi Dorong Sekolah se-Bandar Lampung Aktifkan Literasi Digital: Jangan Kalah Dengan Kabupaten

Sebarkan artikel ini

Lampung, berita-public.com – Hendri Stiadi menjadi narasumber dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Implementasi Literasi Digital jenjang SMA dan SMK Negeri Kota Bandar Lampung Tahun 2025 yang digelar di SMAN 2 Bandar Lampung, Kamis (2/9/2025).

Dalam materinya yang bertajuk Seminar Pelatihan Jurnalistik, Hendri menyoroti masih lemahnya dukungan sekolah terhadap pengembangan literasi siswa, khususnya dalam pemanfaatan website sekolah sebagai wadah publikasi karya tulis.

“Banyak siswa yang punya potensi menulis, tapi sayangnya tidak difasilitasi. Kadang mereka sudah kirim tulisan hari ini, baru diterbitkan seminggu kemudian. Ya sudah basi,” kritik Pemred lontar.co itu.

Ia menegaskan, fasilitas digital seperti website sekolah seharusnya dimaksimalkan untuk menampilkan karya literasi siswa secara rutin dan aktual.

“Sayang sekali jika karya siswa yang seharusnya bisa diketahui publik justru terbuang sia-sia hanya karena minimnya dukungan sekolah,” tambahnya.

Hendri juga mendorong guru dan kepala sekolah untuk lebih terbuka memberikan akses publikasi kepada siswa.

“Sering muncul stigma anak-anak malas baca. Tapi justru tugas guru untuk menggugah minat baca dan menuliskan karya mereka. Sekarang pemerintah sudah memfasilitasi lewat berbagai kegiatan roadshow literasi di semua kabupaten/kota,” ujarnya.

Menurutnya, Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Kebudayaan dan Pendidikan (Disdikbud) akan mulai melakukan penilaian berkala terhadap website sekolah untuk melihat sejauh mana aktivitas literasi berlangsung.

“Nanti tiap enam bulan website sekolah akan dipantau. Jangan sampai sekolah-sekolah di kota merasa literasinya bagus, ternyata kalah sama sekolah-sekolah di pelosok yang justru lebih aktif,” tegasnya.

Jika sekolah dinilai belum memberikan dukungan maksimal, Hendri menyatakan siap membantu.

“Kalau sekolah tidak mendukung literasi digital, kami akan bantu buatkan website dan dipantau langsung oleh Pak Kadis dan Pak Gubernur. Kami hanya menjalankan amanah pemerintah provinsi,” ungkapnya.

Sementara itu, Rizky, guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Bandar Lampung, mengungkapkan bahwa pihaknya selama ini lebih sering mempublikasikan karya siswa melalui jurnal cetak dan video reportase kegiatan sekolah yang dibagikan di media sosial.

Namun, ia mengakui bahwa minat siswa untuk mempublikasikan tulisan mereka di website sekolah masih rendah.

“Mereka maunya karyanya dimuat di media yang sudah punya nama. Jadi website sekolah kurang diminati,” kata Rizky.

Meski demikian, Rizky memastikan pihak sekolah terus berupaya mengaktifkan literasi melalui berbagai strategi.

Diketahui, kegiatan implementasi Literasi Digital jenjang SMA dan SMK Negeri dilakukan secara menyuruh di Kabupaten/kota. Sebelumnya, kegiatan serupa telah dilakukan di Kabupaten Tulang Bawang Barat dan Lampung Tengah.

Selain Hendri Stiadi, Disdikbud Lampung juga menggandeng dua wartawan senior sebagai pemateri, yakni Herman Batin Mangku (Pemred heloindonesia.co), dan Juniardi (Pemred sinarlampung.co).

“Ini adalah bagian dari upaya kita untuk meningkatkan literasi di Lampung melalui kolaborasi dengan para pegiat literasi,” ujar Kepala Disdikbud Lampung, Thomas Amirico.

Thomas menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak sekadar seremonial, melainkan dirancang untuk mendorong terbentuknya budaya berpikir kritis di kalangan pelajar. Menurutnya, literasi bukan hanya soal membaca dan menulis, tetapi kemampuan memahami informasi, mengolahnya, lalu menyampaikan kembali melalui berbagai media.

“Harapannya, siswa tidak hanya bisa membaca, tetapi juga mampu menginterpretasikan, menciptakan, dan mengomunikasikan informasi dalam bentuk tulisan, visual, maupun digital. Ini penting agar mereka tidak mudah terjebak hoaks dan bisa menjadi produsen pengetahuan, bukan hanya konsumen,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa literasi yang kuat akan berdampak langsung pada kualitas sumber daya manusia.

“Literasi membuka akses terhadap pengetahuan, mendukung keberhasilan pendidikan, menumbuhkan kemampuan analisis, bahkan bisa menjadi pintu rezeki dan peluang karier. Karena itu, sekolah harus memastikan ekosistemnya benar-benar mendukung,” tutup Thomas. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini