Palembang, berita-public.com – Program Studi Ilmu Komunikasi (S2) Universitas Bina Darma sukses menyelenggarakan kegiatan International Community Service di Institut Visual Informatik Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dengan tema “The Inspiration of ‘Nusantara Wastra’ Cultural Heritage in Shaping Cross-Cultural Awareness and Ethical Fashion Practices”.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) merupakan salah satu tridharma perguruan tinggi dimana pada kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lintas budaya serta mendorong praktik fesyen beretika melalui warisan kain tradisional Nusantara yaitu songket.
Pada kesempatan ini, Ketua Prodi Ilmu Komunikasi S2 UBD Dr. Rahma Santhi Zinaida, M.I.Kom bersama mahasiswi magister ilmu komuniaksi (S2) kelas MIK 12 atas nama Vaurina berangkat ke Malaysia untuk melakukan program PKM internasional bekerjasama dengan mitra Universiti Kebangsaan Malaysia yang sebelumnya juga telah menandatangani MOU.
Program ini didukung oleh wakil rektor UBD bidang RIT (Riset, Inovasi dan Teknologi) melalui Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) UBD.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk peneliti budaya, peneliti teknologi, serta pelaku usaha kreatif dari Malaysia yang mewakili masyarakat umum.
Kehadiran para akademisi dan praktisi dari berbagai disiplin ilmu memperkaya diskusi mengenai pentingnya warisan budaya dalam membentuk identitas serta kontribusinya terhadap industri fesyen berkelanjutan khususnya kain songket.
Dalam sesi sosialisasinya, Dr. Rahma membagikan informasi berupa video dan penjelasan langsung mengenai Sepatu Songket Nadina Salim yang merupakan pengusaha sepatu songket dari Palembang yang menggunakan teknologi berupa platform design untuk proses pembuatan design dan pemaduan berbegai jenis kain dan kulit untuk produk sepatunya.
Dalam sambutannya, perwakilan dari Universitas kebangsaan Malaysia menyampaikan bahwa pengabdian masyarakat ini merupakan bentuk kontribusi akademisi dalam mendorong pelestarian budaya melalui pendekatan inovatif.
“Kami berharap kegiatan ini dapat membuka wawasan baru tentang bagaimana wastra Nusantara tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga memiliki potensi besar dalam industri kreatif global yang berbasis etika dan keberlanjutan,”.
Salah satu fokus dalam diskusi ini adalah songket, kain tradisional yang telah diakui sebagai warisan budaya tak benda di Indonesia dan juga memiliki akar budaya yang kuat di Malaysia. Songket telah menjadi simbol kemewahan dan status sosial sejak masa Kerajaan Sriwijaya, yang berperan penting dalam menyebarkan pengaruh budaya di kawasan Nusantara.
Keindahan dan filosofi dalam pembuatan songket mencerminkan kearifan lokal dan keterampilan tinggi yang diwariskan dari generasi ke generasi, apalagi saat ini songket telah tersentuh teknologi dalam pengaplikasikan di berbagai design produk fashion seperti tas, sepatu, pakaian, dll. Oleh karena itu, pelestarian songket tidak hanya penting untuk menjaga identitas budaya, tetapi juga sebagai sumber inspirasi bagi industri kreatif modern yang mengusung keberlanjutan dan nilai etika.
Selain diskusi akademik, acara ini juga menghadirkan sesi interaktif dengan para pelaku usaha kreatif yang berbagi pengalaman dalam mengadaptasi nilai-nilai budaya ke dalam produk-produk fesyen yang memiliki daya saing global. Partisipasi aktif dari berbagai pihak menunjukkan tingginya antusiasme terhadap kolaborasi budaya dalam mendukung industri kreatif yang lebih berkelanjutan baik di Indonesia dan tentunya di Malaysia.
Di akshir sesi, pihak UBD, Dr. Rahma Santhi Zinaida dan pihak UKM yang diwakili oleh Assoc. Prof. Nazlena Mohamad Ali selaku ketua Research Group Interaksi Institut Visual Informatik menadatangani Implementation Arrangement (IA) sebagai bukti terselenggaranya kegiatan tersebut dan wujud nyata implementasi MOU antar dua universitas.
Kegiatan International Community Service ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat kerja sama lintas negara dalam bidang budaya, teknologi dan komunikasi. Universitas Bina Darma berharap inisiatif ini dapat menjadi model bagi pengembangan riset dan pengabdian masyarakat berbasis kolaborasi internasional di masa mendatang. (*)