Way Kanan, berita-public.com —– Pada kunjungan kerjanya ke Nuar Maju Kecamatan Buay Bahuga, Kabupaten Way Kanan, Jumat (19/12/25), Gubernur Rahmat Mirzani Djausal juga berdialog langsung dengan masyarakat untuk menyerap aspirasi dan memberikan solusi atas kendala pembangunan di wilayah ujung Kabupaten Way Kanan tersebut.
Dalam sesi dialog, Gubernur Rahmat Mirzani Djausal menerima keluhan mendesak terkait infrastruktur dari warga Kampung Sukadana. Salah satu warga, Sunti Rahayu, menyampaikan bahwa jembatan penghubung utama di kampungnya telah terputus sejak tahun 2019. Jembatan dengan spesifikasi panjang 54 meter dan tinggi 30 meter tersebut merupakan akses vital bagi mobilitas warga dan anak sekolah.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Mirza menyatakan komitmennya untuk segera mengkoordinasikan solusi pembangunan.
“Terkait jembatan, karena ini skalanya cukup besar dan APBD Kabupaten memiliki keterbatasan, kami akan upayakan melalui fasilitas Bantuan Presiden (Banpres) atau program jembatan gantung dari Pemerintah Pusat yang saat ini sedang dalam tahap inventarisasi data,” ujar Gubernur di hadapan warga dan Bupati Way Kanan yang turut mendampingi.
Selain infrastruktur, sektor pertanian menjadi sorotan utama. Suradi, perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sukabumi, mengungkapkan bahwa meskipun Indeks Pertanaman (IP) di wilayahnya telah mencapai IP 300 hingga IP 400, terjadi penurunan kualitas kesuburan tanah akibat pengolahan lahan yang intensif. Petani mengharapkan bantuan pembenah tanah seperti dolomit atau asam humat.
Merespons aspirasi petani, Gubernur menawarkan solusi yang lebih efisien dan terjangkau. Pemerintah Provinsi Lampung mendorong penggunaan Pupuk Organik Cair (POC) hayati sebagai alternatif pembenah tanah.
Sebagai solusi konkret, Gubernur menyediakan fasilitasi program POC yang telah teruji di 500 titik. Di Way Kanan sendiri terdapat 20 titik percontohan dengan target cakupan 6.400 hektare dan diaplikasikan sejak pengolahan tanah hingga fase generatif, Gubernur menginstruksikan agar petani memperbanyak penggunaan kompos untuk mengembalikan kesehatan tanah.
Gubernur juga menekankan pentingnya validitas data dalam program Desaku Maju atau “Se-Desa”. Ia menginstruksikan seluruh Kepala Kampung untuk proaktif memperbarui data desa sehingga potensi dan kebutuhan riil di lapangan dapat dimonitor, termasuk data spasial lahan pertanian. (*)











