BANDAR LAMPUNG

Teriakan Mahasiswa Lampung di Bawah Hujan Deras dan Disertai Air Mata Perjuangan

×

Teriakan Mahasiswa Lampung di Bawah Hujan Deras dan Disertai Air Mata Perjuangan

Sebarkan artikel ini

Lampung, BP – Langit seakan menangis, mengiringi ratusan mahasiswa yang berdiri tegap di bawah hujan deras. Mereka tidak bergeming, meski tubuh menggigil dan pakaian basah kuyup. (17/02/25).

Di balik tirai air yang jatuh dari langit, suara mereka menggema, menembus barikade kawat berduri dan helm aparat yang berdiri kaku di hadapan mereka. Ini bukan sekadar aksi, ini adalah jeritan keadilan yang mereka suarakan untuk rakyat yang selama ini terabaikan.

Mereka datang dengan tuntutan yang jelas, Anggaran Pendidikan dan Kesehatan yang lebih layak untuk rakyat justru menjadi sektor yang terkena dampak efesiensi. Mereka menuding pemerintah gagal dalam mengelola anggaran, lebih sibuk tanpa memikirkan penderitaan Masyarakat.

Namun, ada luka yang lebih dalam. Penertiban warga Desa Sabah Balau yang dilakukan tanpa rasa kemanusiaan menjadi bara api dalam hati para demonstran. Rumah-rumah dirobohkan, tanah yang selama ini mereka pijak dirampas begitu saja.

“Kalian seharusnya melindungi rakyat, bukan mengusir mereka seperti sampah!” teriak seorang orator, suaranya beradu dengan desain air hujan dan dentuman guntur yang menggetarkan langit.

Tak hanya itu, bau busuk permasalahan yang menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung serta masalah banjir di Kota Bandar Lampung juga tak luput dari kritik para agen perubahan.

“Ini bukan hanya soal sampah! Ini tentang nyawa manusia yang kalian abaikan!” teriak seorang mahasiswa dengan mata penuh kesedihan yang bercampur harapan kepada DPRD Provinsi Lampung.

Derasnya hujan tak mampu memadamkan kobaran semangat mereka. Setiap tetes air yang membasahi wajah mereka seolah menjadi saksi perjuangan yang tak mengenal lelah.

Para mahasiswa tetap berdiri tegak, menatap lurus ke arah aparat yang membentuk dinding perlawanan di hadapan mereka. Sebuah pemandangan yang menyayat hati pemuda yang berjuang demi rakyat, berhadapan dengan kekuatan yang seharusnya melindungi mereka. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini